DEFINISI
ANALISIS SWOT
SWOT
adalah sebuah singkatan dari Strenghths
(S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri
memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan
strategis dalam suatu bisnis atau organisasi. Penjelasan dari masing-masing
SWOT , sebagai berikut:
1. Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
atau kelebihan yang dimiliki oleh individu,
organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh positif di masa
yang akan datang. Strenght ini bersifat internal dari individu,
organisasi atau sebuah program. Kekuatan yang dimiliki :
a. Bertanggung
jawab pada diri sendiri
b. Konservatif
dan hemat khusunya dalam keuangan
c. Senang
mendengarkan
d. Mudah
bersosialisasi atau hubungan baik dengan teman
f. IPK
> 3,50
2. Weaknesses (kelemahan) adalah adalah situasi atau
kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki oleh seseorang, organisasi, atau
sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh negative di masa yang akan
datang. Kelemahan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak
berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi
tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat
daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu
tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang
sudah ada. Kelemahan yang dimiliki:
a. Tidak
konsisten dan mudah terpengaruh
b. Kurang
peduli kepada lingkungan
c. Susah
mengambil keputusan dengan cepat
d. Ceroboh
dan sangat tidak sabaran
e. Lebih
mengutamakan diri sendiri
f. Mudah
lupa dan kesulitan menghafal nama orang yang baru dikenal
g. Mudah
terpancing emosi dan tidak stabil
h. Tidak
percaya diri
3. Opportunity
(kesempatan) adalah adalah
situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar diri
individu, organisasi, atau sebuah program dan memberikan peluang berkembang
dimasa depan. Opportunity merupakan faktor
positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi
atau program individu untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya
berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan
tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Kesempatan
atau peluang yang ada diantaranya:
a. Kuliah
di Universitas Borneo Tarakan dan belajar di jurusan Bimbingan Konseling
Sekolah
b. Tidak kekurangan kasih saying orang
tua dan berada disisi teman-teman yang perduli pada orang lain.
c. Mendapat kesempatan memgembangkan
diri dalam organisasi internal kampus.
4. Threat (ancaman) adalah situasi yang merupakan
ancaman atau hambatan yang datang dari luar diri individu, organisasi, atau
sebuah program dan dapat mengancam eksistensi dimasa depan. Ancaman dapat
dikatakan faktor negative dari lingkungan yang memberikan
hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program
individu. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan
banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan
arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum
berkembang. Ancaman atau hambatan yang ada
diantaranya :
a. Persaingan global yang semakin
tinggi.
b. Semakin meningkatnya pergaulan bebas
dan tindakan kriminal lainnya pada lingkungan sekitar.
TRAIT AND FACTOR (TF)
A. Pengertian
Teori Trait and Factor
Trait
adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan
berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif
(berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian, yang masing-masing
membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai
sangat rendah.
Teori
Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat
dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil
testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
B. Konseling Trait and Factor (TF)
Konseling Trait-Factor berpegang
pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis
atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian
tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau
kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi.
Dan juga Istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan baraneka problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.
Dan juga Istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan baraneka problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.
Hal
yang mendasari bagi konseling Trait and Factor adalah asumsi bahwa individu
berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya
sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Dikatakan selanjutnya bahwa tugas
konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan
memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan
kelemahan diri dalam kegitan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan
karir (Shertzer & Stone).
Ada beberapa asumsi pokok yang mendasari
teori konseling trait and factor, adalah:
1. Karena
setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang
terorganisasikan secara unik, dan karena kualitas yang relative stabil setelah
remaja, maka tes objektif dapat digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik
tersebut.
2. Pola-pola
kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja tertentu.
3. Kurikulum
sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dalam hal
ini dapat ditentukan.
4. Baik
siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi siswa untuk mengawali
penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan.
5. Setiap
orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk mengindentifikasi secara kognitif
kemampuan sendiri.
C. Tujuan Konseling Trait and Factor
Konseling Trait and Factor memiliki
tujuan untuk mengajak siswa (konseling) untuk berfikir mengenai dirinya serta
mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah
yang dihadapinya. TF dimaksudkan agar siswa mengalami:
1.
Klarifikasi diri (Self-Clarification)
2.
Pemahaman diri (Self-Understanding)
3. Penerimaan
diri (Self-Acceptance)
4.
Pengarahan diri (Self-Direction)
5.
Aktualisasi diri (Sel-Actualization)
D. Proses Konseling Trait and Factor
Ada
6 (enam) tahap yang harus dilalui dalam konseling pendekatan trait and factor ,
yaitu :
1.
Analisis
Mengumpulkan data tentang diri
siswa, dapat dilakukan dengan wawancara, catatan anekdot, catatan harian,
otobiografi dan tes psikologi.
2.
Sintesis
Merangkum, menggolongkan, dan
menghubungkan data yang dipeoleh sehingga memperoleh gambaran tentang kelemahan
dan kelebihan siswa.
3.
Diagnosis
Menarik kesimpulan logis atas dasar gambaran pribadi siswa yang diperoleh dari hasil analisis dan sintesis. Dalam tahap ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu :
Menarik kesimpulan logis atas dasar gambaran pribadi siswa yang diperoleh dari hasil analisis dan sintesis. Dalam tahap ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu :
a.
Identiffikasi masalah
Berdasar pada data yang diperoleh,
dapat merumuskan dan menarik kesimpulan permasalahan klien.
b.
Etiologi (Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah internal
dan eksternal). Dilakukan dengan cara mencari hubungan antara masa lalu, masa
kini, dan masa depan.
c.
Prognosis (tahap ke-4 dalam konseling)
4.
Prognosis
Upaya untuk memprediksi kemungkinan
yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.
5.
Konseling (Treatment)
a.
Pengembangan alternatif masalah
Proses pemecahan masalah dengan
menggunakan beberapa strategi
b.
Pengujian alternatif pemecahan masalah
Dilakukan untuk menentukan
alternatif mana yang akan diimplementasikan, sehingga perlu diuji kelebihan dan
kelemahan, keuntungan dan kerugian, serta faktor pendukung dan penghambat.
c.
Pengambilan keputusan
Keputusan diambil berdasarkan
syarat, kegunaaan, dan fleksibilitas yang dipilih klien
6.
Follow Up
a.
Hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif pemecahan
masalah yang dipilih.
b.
Tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di
lapangan.
E. Teknik Konseling Trait And
Factor
1.
Pengunaan
hungan intim (Rapport), Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang
hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal
yang mengancam konseli.
2.
Memperbaiki
pemahaman diri, konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan
dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya.
Penafsiran data dan diagnosis dilakukan bersama-sama dengan klien dan Konselor
menunjukkan profil tes secara arif.
3.
Pemberian
nasehat dan perencanaan program kegiatan. Konselor mulai dari pilihan, tujuan,
pandangan atau sikap Konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau
tidak mendukung dari hasil diagnosis. Penjelasan mengenai pemberian nasehat
harus dipahami klien. Beberapa metode pemberian nasehat yang dapat digunakan
oleh Konselor :
a)
Nasehat
langsung (direct advising), dimana
Konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.
b)
Metode
persuasif, dengna menunjukan pilihan yang pasti secara jelas.
c)
Metode
penjelasan, yang merupakan metode ynag paling dikehendaki dan memuaskan.
Konselor secara hati-hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostic dan
menunjukan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli.
d)
Melaksanakan
rencana, yaitu Konselor memberikan bantuan dalam menetapkan pilihan atau
keputusan secara implementasinya.
4.
Menunjukkan
kepada petugas lain (alih tangan) bila dirasa Konselor tidak dapat mengatasi
masalah klien.
F. Kelebihan
Dan Kelemahan Konseling Trait And Factor
Adapun kelebihan
yang diberikan teori ini adalah:
1.
Teori
ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada
konseling
2.
Penekanan pada
penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan
tes dan penggunanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan.
3.
Penekanan yang
diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai suatu perhatian terhadap
masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik-teknik untuk
mengatasinya.
4.
Penekanan pada aspek
kognitif merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan
afektif atau emosional.
Adapun kelemahan konseling trait and
factor, sebagai berikut:
1.
Kurang diindahkan
adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan aneka nilai budaya (cultural values), nilai-nalai kehudupan
(personal values), dan cita-cita
hidup, terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja (vocational development) serta pilihan program/bidang studi dan
bidang pekerjaan (vocational choice).
2.
Kurang diperhatikan
peran keluarga dekat, yang ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara
mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil
menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan mengingat ekonomi keluarga; serta
keterbatasan yang konkrit dalam kemampuan finansial, dan sebagainya.
3.
Kurang
diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut
memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
4.
Kurang disadari bahwa
konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu bidang
pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang.
5.
Pola ciri-ciri
kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi
seseorang, karena orang dari berbagai pola ciri kepribadian dapat mencapai
sukses di bidang pekerjaan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar