Minggu, 23 Desember 2012

Analisis SWOT Dan Trait And Factor

-->
DEFINISI ANALISIS SWOT
SWOT adalah sebuah singkatan dari Strenghths (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisasi. Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut:
1.      Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh individu, organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh positif di masa yang akan datang. Strenght ini bersifat internal dari individu, organisasi atau sebuah program. Kekuatan yang dimiliki :
a.       Bertanggung jawab pada diri sendiri
b.      Konservatif dan hemat khusunya dalam keuangan
c.       Senang mendengarkan
d.      Mudah bersosialisasi atau hubungan baik dengan teman
e.       Telaten atau pantang menyerah jika terjadi kesulitan
f.       IPK > 3,50

2.      Weaknesses (kelemahan) adalah adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki oleh seseorang, organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh negative di masa yang akan datang. Kelemahan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada. Kelemahan yang dimiliki:
a.       Tidak konsisten dan mudah terpengaruh
b.      Kurang peduli kepada lingkungan
c.       Susah mengambil keputusan dengan cepat
d.      Ceroboh dan sangat tidak sabaran
e.       Lebih mengutamakan diri sendiri
f.       Mudah lupa dan kesulitan menghafal nama orang yang baru dikenal
g.      Mudah terpancing emosi dan tidak stabil
h.      Tidak percaya diri

3.      Opportunity (kesempatan) adalah adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar diri individu, organisasi, atau sebuah program dan memberikan peluang berkembang dimasa depan. Opportunity merupakan faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program individu untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Kesempatan atau peluang yang ada diantaranya:
a.       Kuliah di Universitas Borneo Tarakan dan belajar di jurusan Bimbingan Konseling Sekolah
b.      Tidak kekurangan kasih saying orang tua dan berada disisi teman-teman yang perduli pada orang lain.
c.       Mendapat kesempatan memgembangkan diri dalam organisasi internal kampus.

4.      Threat (ancaman) adalah situasi yang merupakan ancaman atau hambatan yang datang dari luar diri individu, organisasi, atau sebuah program dan dapat mengancam eksistensi dimasa depan. Ancaman dapat dikatakan faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program individu. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Ancaman atau hambatan yang ada diantaranya :
a.       Persaingan global yang semakin tinggi.
b.      Semakin meningkatnya pergaulan bebas dan tindakan kriminal lainnya pada lingkungan sekitar.





















TRAIT AND FACTOR (TF)
A.    Pengertian Teori Trait and Factor
            Trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai sangat rendah.
            Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
B.     Konseling Trait and Factor (TF)
            Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi.
Dan juga Istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan baraneka problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.
            Hal yang mendasari bagi konseling Trait and Factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Dikatakan selanjutnya bahwa tugas konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegitan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir (Shertzer & Stone).
Ada beberapa asumsi pokok yang mendasari teori konseling trait and factor, adalah:
1.      Karena setiap individu sebagai suatu pola kecakapan dan kemampuan yang terorganisasikan secara unik, dan karena kualitas yang relative stabil setelah remaja, maka tes objektif dapat digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik tersebut.
2.      Pola-pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan perilaku kerja tertentu.
3.      Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dalam hal ini dapat ditentukan.
4.      Baik siswa maupun konselor hendaknya mendiagnosa potensi siswa untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan.
5.      Setiap orang memiliki kecakapan dan keinginan untuk mengindentifikasi secara kognitif kemampuan sendiri.

C.     Tujuan Konseling Trait and Factor
Konseling Trait and Factor memiliki tujuan untuk mengajak siswa (konseling) untuk berfikir mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah yang dihadapinya. TF dimaksudkan agar siswa mengalami:
1.    Klarifikasi diri (Self-Clarification)
2.    Pemahaman diri (Self-Understanding)
3.    Penerimaan diri (Self-Acceptance)
4.    Pengarahan diri (Self-Direction)
5.    Aktualisasi diri (Sel-Actualization)

D.    Proses Konseling Trait and Factor
Ada 6 (enam) tahap yang harus dilalui dalam konseling pendekatan trait and factor , yaitu :


1.      Analisis
Mengumpulkan data tentang diri siswa, dapat dilakukan dengan wawancara, catatan anekdot, catatan harian, otobiografi dan tes psikologi.
2.      Sintesis
Merangkum, menggolongkan, dan menghubungkan data yang dipeoleh sehingga memperoleh gambaran tentang kelemahan dan kelebihan siswa.
3.      Diagnosis
Menarik kesimpulan logis atas dasar gambaran pribadi siswa yang diperoleh dari hasil analisis dan sintesis. Dalam tahap ini terdapat tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu :
a.       Identiffikasi masalah
Berdasar pada data yang diperoleh, dapat merumuskan dan menarik kesimpulan permasalahan klien.
b.      Etiologi (Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah internal dan eksternal). Dilakukan dengan cara mencari hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
c.       Prognosis (tahap ke-4 dalam konseling)
4.      Prognosis
Upaya untuk memprediksi kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.
5.      Konseling (Treatment)
a.       Pengembangan alternatif masalah
Proses pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa strategi
b.      Pengujian alternatif pemecahan masalah
Dilakukan untuk menentukan alternatif mana yang akan diimplementasikan, sehingga perlu diuji kelebihan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian, serta faktor pendukung dan penghambat.
c.       Pengambilan keputusan
Keputusan diambil berdasarkan syarat, kegunaaan, dan fleksibilitas yang dipilih klien
6.      Follow Up
a.       Hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif pemecahan masalah yang dipilih.
b.      Tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di lapangan.

E.     Teknik Konseling Trait And Factor
1.      Pengunaan hungan intim (Rapport), Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.
2.      Memperbaiki pemahaman diri, konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Penafsiran data dan diagnosis dilakukan bersama-sama dengan klien dan Konselor menunjukkan profil tes secara arif.
3.      Pemberian nasehat dan perencanaan program kegiatan. Konselor mulai dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap Konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung dari hasil diagnosis. Penjelasan mengenai pemberian nasehat harus dipahami klien. Beberapa metode pemberian nasehat yang dapat digunakan oleh Konselor :
a)    Nasehat langsung (direct advising), dimana Konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.
b)    Metode persuasif, dengna menunjukan pilihan yang pasti secara jelas.
c)    Metode penjelasan, yang merupakan metode ynag paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati-hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostic dan menunjukan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli.
d)    Melaksanakan rencana, yaitu Konselor memberikan bantuan dalam menetapkan pilihan atau keputusan secara implementasinya.
4.      Menunjukkan kepada petugas lain (alih tangan) bila dirasa Konselor tidak dapat mengatasi masalah klien.

F.      Kelebihan Dan Kelemahan Konseling Trait And Factor
Adapun kelebihan yang diberikan teori ini adalah:
1.    Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah pada konseling
2.    Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan.
3.    Penekanan yang diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai suatu perhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik-teknik untuk mengatasinya.
4.    Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional.
Adapun kelemahan konseling trait and factor, sebagai berikut:
1.      Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dambaan aneka nilai budaya (cultural values), nilai-nalai kehudupan (personal values), dan cita-cita hidup, terhadap perkembangan jabatan anak dan remaja (vocational development) serta pilihan program/bidang studi dan bidang pekerjaan (vocational choice).
2.      Kurang diperhatikan peran keluarga dekat, yang ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil menunjuk pada tradisi keluarga; tuntutan mengingat ekonomi keluarga; serta keterbatasan yang konkrit dalam kemampuan finansial, dan sebagainya.
3.      Kurang diperhitungkannya perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang.
4.      Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang.
5.      Pola ciri-ciri kepribadian tertentu pasti sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi seseorang, karena orang dari berbagai pola ciri kepribadian dapat mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar